http://radarsukabumi.com/?p=11534
Melihat Budidaya Lele Sangkuriang Pemuda Kampung Margaluyu (1)
Dana Awal Hanya Rp2 Juta, Berharap Ada Investor
Dari pada ngaggur lebih baik budidaya
lele. Itulah saat ini yang digarap pemuda binaan di Kampung Margaluyu RT
01/19 Kelurahan Sayang Cianjur. Terobosan pemuda ini lebih kepada
memanfaatkan lahan tidur yang selama ini kurang dimanfaatkan. Seperti
apa gairah pemuda Margaluyu ini? Berikut penelusurannya.
Laporan : SARTANU ARISASMARA, CianjurMINGGU (13/5), wartawan koran ini melakukan perbincangan dengan Ketua RT 01/19 Margaluyu Kelurahan Sayang Cianjur disebuah kantor. Ketua RT tersebut bernama, Yatna. Dia sedikit menginformasikan di wilayahnya banyak kegiatan salah satunya budidaya lele.
“Kegiatan pemuda sekarang yaitu lagi
senang budidaya lele. Karena jika budi daya lele ini berhasil tentu akan
lebih menggairahkan para pemuda kami ini,” tutur Yatna, disebuah kantor
belum lama ini.
Untuk memastikan obrolan dengan ketua RT itu, wartawan ini langsung mendatangi tempat budidaya tersebut di Kampung Margaluyu RT 01/19 Kelurahan Sayang Cianjur. Sekitar pukul 09.00 WIB tampak sejumlah pemuda yang tengah asik berada ditempat budidaya lele, mereka memakai kaos biru seragam dan ada yang tidak seragam, dan langsung menyambut kedatangan wartawan ini.
Untuk memastikan obrolan dengan ketua RT itu, wartawan ini langsung mendatangi tempat budidaya tersebut di Kampung Margaluyu RT 01/19 Kelurahan Sayang Cianjur. Sekitar pukul 09.00 WIB tampak sejumlah pemuda yang tengah asik berada ditempat budidaya lele, mereka memakai kaos biru seragam dan ada yang tidak seragam, dan langsung menyambut kedatangan wartawan ini.
Pemuda itu diantaranya Agus Dani, Oky
Nugraha, Mamat Surahmat, Edi Junaedi, Lukman Nurhakim, Irpan Hidayat,
dan Mulyadi. Menurut para pemuda bahwa budidaya lele ini baru beberapa
minggu. Berawal dari ide ketua RT Yatna Supriatna yang waktu malam itu
disebuah pengajian langsung disepakati para pemuda.
Karena kegiatan yang akan menghasilkan
bahkan menguntunghkan jika budidaya itu berhasil. Bibit lele ditanam
pada lahan atau pada sebuah petak berukuran empat kali enam meter
persegi. Mereka serius sedang lihat-lihat bibit lele yang berada di
kolam buatan tersebut.
Selintas pada kolam buatan tersebut
sangat sederhana, karena genangan air yang berisikan lele sangkuriang
itu menggunakan lapiasan plastic yang harganya tidak terlalu mahal.
Namun manfaatnya ternyata dapat menyimpan ribuan benih-benih lele
tersebut.
Agus Dani dan Oky Nugraha menuturkan,
gagasan ketua RT yang disepakati pemuda itu ternyata dapat dibuktikan.
Ini sangat cocok dengan dikawasan dan potensi di Kampung Margaluyu,
sebab selama ini masih terdapat potensi lahan kosong yang kurang
dimanfaatkan.
“Nah dari itu kami berniat untuk
memanfaatkannya. Selanjutnya, bersama-sama mencari solusi untuk
mendirikan lima kolam, saat itu pun mencari bahan untuk budi daya ini,”
tuturnya.
Ia terus terang dana yang digunakan,
atau modal awal yaitu memanfaatkan dana Rp2 juta, yang berasal dari
bantuan bupati RTRW itu, adapun kekurangannya hasil upaya babarengan
pemuda. “Sampai saat ini kami kurang dana, tapi meski demikian, kami
tetap bersyukur dan mengerjakan yang ada saja, mudah-mudahan kedepan ada
investor yang tertarik atas kreatif kami ini,” tambah Oky.
Proses dan tanam lele, diawali dari
bibit yang didapat dari tempat belanja. Awal dan akhir harus melalui
proses, diantaranya proses gelas, proses ekor, belo, sangkal dan daging.
“Proses semua itu butuh waktu sekitar tiga bulan,” kata Oky menambahkan
lagi.
Tetapi yang digarap pemuda ini tidak harus muluk-muluk dapat dijual pada usia lele menjadi daging. Namun sudah sampai proses ekor, belo dan sangkal juga sudah bagus. “Mungkin untuk sementara ini kami siapkan atau siap menjual dalam pembibitan, tapi kesananya biasa kami jual lele daging, karena untuk pemasaran tidak bingung lagi,” imbuh Agus menjelaskan.(**)
Short URL: http://radarsukabumi.com/?p=11534
Tetapi yang digarap pemuda ini tidak harus muluk-muluk dapat dijual pada usia lele menjadi daging. Namun sudah sampai proses ekor, belo dan sangkal juga sudah bagus. “Mungkin untuk sementara ini kami siapkan atau siap menjual dalam pembibitan, tapi kesananya biasa kami jual lele daging, karena untuk pemasaran tidak bingung lagi,” imbuh Agus menjelaskan.(**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar